BERITA PANAS - Dengan Papa Tiriku

Dengan Papa Tiriku

Dengan Papa Tiriku

AGEN SBOBET

Sungguh tidak enak jika kedua orang tua kita berpisah, dampak yang sangat dirasakan oleh anak-anaknya sangat besar sekali, hal ini ku alami sendiri waktu itu. Kisah nyataku ini ku sajikan agar para pembaca yang budiman berhati-hati pada orang yang belum kita kenal dengan baik lebih-lebih pada Papa tiri yang selalu sok akrab dengan anak-anak tirinya, biarlah Mirna sendiri yang menderita atas perlakuan papa tiriku.
Seperti biasanya setiap pagi aku selalu membuatkan kopi untuk papa tiriku, yach karena Papa bekerja di salah satu perusahaan Swasta dan dia Bos lagi. Awal mulanya sih aku nggak menaruh curiga, karena kelihatannya dia sangat sayang pada aku dan adik-adikku, sehingga lambat laun aku membiasakan diri untuk saling mengenal dan saling mendekat dan sudah ku anggap sebagai ayah kandungku sendiri. Kira-kira hampir 5 tahun sudah Papa menjadi papa tiriku dan kini telah mempunyai 2 anak dari ibu kandungku, waktu kejadian itu aku baru kelas 1 SMA dan waktu itu aku masih umur 17 tahun.
Waktu itu ibu sedang berada keluar kota karena ikut rekerasi dengan ibu-ibu di lingkungan kantor Papa selama 5 hari di Bali.Untung ada 2 pembantu di rumah jadi aku nggak terlalu repot dengan rumah yang begitu besar. Seperti biasa aku mengantarkan kopi ke ruang tidur Papa, karena memang begitulah setiap harinya walaupun kopi itu dibuatkan oleh pembantu tetapi akulah yang selalu mengantarkan kopi ke kamar Papa, untung sekolahku masuk siang. Begitu kamar Papa aku buka, ternyata Papa belum juga beranjak dari tempat tidurnya dan masih memakai baju tidur,
"Pagi Papa" kataku
"Pagi mirna" kata Papa, "Tolong pintunya ditutup Mir..",
Lantas tanpa menaruh curiga ku tutup pintu kamar.
"Mirna, papa agak pusing nich, tolong pijetin kepala papa yach.."
"Ya..Papa "jawabku
Lantas aku menghampiri di tempat tidur Papa, dan langsung kepala Papa aku pijet-pijet, tak lama kemudian Papa mengambil remot TV dan astaga yang kulihat di layar TV itu adalah Film BF yang selama ini belum pernah aku tonton sama sekali, mungkin tadi malam Papa habis menyetel film BF karena ku lihat di samping TV ada beberapa tumpukkan kaset Video.Terus terang aku hanya sekilas saja melihat dan kembali aku tundukkan kepalaku sambil mijitin kepala Papa. "Mirna sudah seharusnya kamu melihat film itu, kamu kan sudah besar.. "katanya,"Nggak.. ahh.. Papa.. malu.. mirna kan masih kecil" "Siapa bilang mirna kecil kan kamu udah kelas 1 sma " kata Papa.
Aku hanya diam saja
"Cobalah lihat mumpung tidak ada mamamu, biasa sajalah sama papa nggak apa-apa kok"
Yach..aku coba untuk menurutin kata-kata Papa. Aku lepas tanganku untuk memijitin kepala Papa, kini aku serius mulai menonton Film BF.Hebat sekali, dalam batinku. Tak lama nafsuku mulai terpancing, kelihatan jelas pipiku memerah, kesempatan itu dimanfaatkan Papa untuk mendekatiku
"Mirna.."sambil dia membelai rambutku "Asyik yaa gambarnya"
Aku hanya diam saja sambil terus melihat layar TV. Tangan Papa mulai membelai rambutku, aku biarkan saja. Terus turun ke tanganku meremas-remas.
"Papa jangan dong geli.."
"Nggak apa-apa kan sama papa sendiri"
Lantas dia mulai mencium leherku..
"Jangan ah Papa geli tuh "
Tapi dia terus menciumi leherku dan tangannya mulai masuk ke kaosku dan berusaha memegang payudaraku.
"Papa jangan, jangan Papa geli aku "
Dan dia berhasil membuka tali BH ku. Kini tetekku diremas-remas, aku hanya diam dan geli, aku terus mendesis
"Papa ..Papa .. jangan..ah.."
Aku sudah tak kuat menahan gejolak nafsuku sementara mataku terus melihat monitor TV dengan adegan film BF. Tak lama kemudian dia mengambil sebutir PIL.
"Ini minum PIL dulu biar kamu tahan melihat FILM itu, sebab orang yang melihat Film BF harus minum PIL ini" katanya,
Aku menurut saja dan ku minum PIL pemberiannya. Setelah 10 menit kemudian ada perubahan di dalam diriku, rasanya gairah SEX ku semakin besar aja. Sementara itu dia sudah duduk disampingku dan dia mulai lagi dengan aksinya. Kaos dan Rokku dilepasnya, kini aku hanya tinggal memakai CD saja dia langsung menciumi payudaraku dan mengulumnya
"Ah..ah..Papa..geli tuh..terus Papa"
Pentilku dimainkan oleh dia, rasanya geli dan enak sekali. Lalu dia membuka CD ku yang sudah basah karena terlalu banyak cairan dan dia langsung turun kebawah dan ya ampun vaginaku di ciumi dan lidahnya menjilati vaginaku. Rasanya aku mau pipis saja, geli campur enak membuat badanku menjelit-jelit nggak karuan.
"Enak sekali Papa ", "Papa terus Papa"
"Aduh Mirna sempit sekali vaginamu, nggak seperti vagina mamamu udah besar"
Memang sih aku kan masih perawan waktu itu dan bulu-bulu vaginaku masih sedikit. Barangkali itu yang membuat dia kayak kerasukan setan melumat vaginaku hingga aku tak berdaya.
Lantas aku buka baju piyama dia dan ya.. ampun ternyata dia sudah tidak memakai CD. Jelas sekali penisnya sudah mengacung keatas dan besar sekali serta panjang kira-kira 20 Cm. Aku pegang langsung penisnya dan ku kocok-kocok,
"Mirna kulum dong" pintanya,
"Nggak ah kan jijik Papa nggak ah"
"Coba kamu lihat kayak di TV itu"
"Lihat tuh cewek itu terus mengulum penis kan?"
"Nggak apa-apa cobalah Mir"
Lantas perlahan-lahan penisnya aku masukkan dalam mulutku dan ah enak sekali seperti mengulum Es Lilin. Terus penisnya aku kulum, kini dia mulai mengeliat-geliat tubuhnya.
"Mirna terus Mir enak "
Lantas kini aku yang dibawah dan dia diatas. Lidahnya menjilati vaginaku sementara aku mengulum penisnya. Wah enak sekali "Ah ah terus Papa terus Papa" kataku
Memang penis dia luar biasa gedenya dan panjangnya, atau mungkin masih ada yang panjang lagi karena baru sekali itu sih aku lihat penis orang dewasa
Dia turun dan kini dia mulai mengakangkan ke dua kakiku
"Mir papa masukkan yach penis papa ke vaginamu "
" Jangan Papa sungguh jangan Papa, Mirna kan masih perawan Papa jangan yach kalau yang lain boleh sih, tapi jangan yang satu itu Papa, jangan.. Papa .."rengekku waktu itu.
Maksudku biarlah vaginaku dijilatin dan payudaraku di isep tapi jangan keperawanan, tapi rupanya Papa tidak menghiraukan rengekanku. Lalu penisnya digesek-gesekkan di vaginaku ah.. ah.. aku geli kayak ada benda tumpul menempel di vaginaku.
"Pejamkan matamu Mirna" kata Papa,
Lantas aku pejamkan mataku dan akh.. akhh.. penisnya berusaha masuk ke vaginaku, namun karena vaginaku sangat sempit penisnya tertahan dibibir vaginaku.
"Jangan Papa ..jangan ..Papa tolong Papa jangan.."
Tapi Papa tetap terus memasukkan penisnya dan kini bless slep..,
"Akh ..Papa sakit Papa sakit Papa "
Dia hanya melihat aku kesakitan dan meringis-ringis kesakitan. Penisnya sudah masuk semua ke liang vaginaku. Kini dia perlahan mulai mengerakkan maju mundur.
"Papa..Papa ..sakit.."
Memang sakitnya luar biasa sih aku kan masih perawan sedangkan Dia penisnya seperti penis di film BF itu, besar dan panjang. Lama kelaman sakit itu berubah menjadi enak, aku merasakan kehangatan dalam vaginaku. Dia terus menggenjot penisnya maju mundur. "Papa..terus..Papa " pintahku
Aku kini menikmati penisnya yang lagi masuk di liang vaginaku. Dia terus menggenjot penisnya lama sekali, kira-kira 20 menit. Aduh rasanya capek campur enak nggak karuan
"Akh..akh..aku mau pipis rasanya nich Papa"
"Pipislah itu berarti kamu mau klimaks "
Dan betul cairan yang aku keluarkan banyak sekali. Aku mulai agak lemas tapi dia belum apa-apa, dengan asyiknya menggenjot penisnya yang besar itu di liang vaginakku.
"Terus Papa..aku udah capek nich "
Dan slepp ukh dia mencabut penisnya dari liang vaginaku dan kini penisnya diarahkan ke mulutku
"Mirna hisap penis papa.."
Wah penisnya tambah besar rasanya dan mulai lagi aku mengisap-isap penisnya terus dan tak lama cret..cret.. air maninya keluar sebagian dimulutku rasanya asin getir dan sebagian di wajahmu dan menetes di payudaraku, Hangat-hangat asin dan getir. Dia pun lemas dan lunglai.
"Kamu hebat Mirna nggak kayak mamamu baru sedkit saja sudah lemas"
Aku hanya diam dan menunduk. Mimpi apa semalam aku, kok melayani lelaki bejat seperti dia.
"Jangan bilang siapa-siapa yach.."
Aku hanya diam dan berpakaian kembali, lantas aku berdiri. Aduh rasanya selakanganku sakit sekali kayak ada ganjalan diselakangkanganku. Lantas dia menghampiriku dan memberi uang Rp 100.000,-
"Nich buat jajan yach.."
Aku hanya diam saja dan aku ambil uang itu. Dia kemudian mengambil sprei yang ternodai darah kegadisanku dan mencucinya sendiri takut ketahuan pembantu.
Selama 4 hari 4 malam aku terus melayaninya hingga mamaku pulang dari tournya di Bali. Namun dia terus memanfatkan aku jika mama nggak di rumah, gilanya aku terus menuruti kemauannya kini aku sadar tentang masa depanku sendiri dan aku sudah nggak mau melayani lelaki bejat seperti papa tiriku! .. Awaslah dengan Papa Tiri belum tentu dia sebaik papa kamu.

AGEN IBCBET

BERITA PANAS - Tante Dan Brondongnya

Tante Dan Brondongnya

Tante Dan Brondongnya

AGEN SBOBET

Pagi itu cerah sekali. Aku bangun dengan tubuh dan perasaan yang benar-benar fresh. Hari ini hari Sabtu, berarti aku libur dari pekerjaanku sebagai seorang sekretaris direksi sebuah dealer mobil mewah di kawasan S, Jakarta. Hari ini aku rencananya akan menghabiskan weekend di rumah sahabatku, V di kota B. Oh ya, namaku *****, teman-teman biasa memanggilku Celyn, umurku saat ini menginjak kepala 3, tapi aku belum menikah karena masih menikmati hidup tanpa ikatan, tapi bukan berarti aku tidak punya pacar. Pacarku namanya Josh, di kerja di perusahaan trading. Kami sudah menjalin hubungan selama satu setengah tahun.
Kok jadi ngomongin diriku ya? (narsis bgt ya?). Anyway, aku segera bangun untuk bersiap-siap. Aku segera menuju kamar mandi. Seperti biasa, aku langsung melepas piyamaku. Setelah tidak ada sehelai benangpun di tubuhku, akupun mulai menggosok gigi. Sambil menggosok gigi, kuperhatikan tubuhku dicermin yang ada dihadapanku. Tubuhku memang montok, apalagi di bagian pinggul karena aku hampir tidak ada waktu untuk fitness, tapi toh aku tidak perduli, aku bahagia dengan tubuhku ini. Sambil menyikat gigi ku pegang buah dadaku, yang menurutku biasa saja, tapi tidak menurut teman-temanku. Menurut mereka buah dadaku seperti mau tumpah, mungkin karena aku selalu memakai bra yang tidak menutupi semua buah dadaku. Aku terus meraba buah dadaku sambil terus menyikat gigi, rasanya geli…lama-lama aku justru lebih fokus pada remasan tanganku daripada menyikat gigiku. Akhirnya aku tersadar…kuputuskan menghentikan kegiatan menyenangkan diriku itu lalu bergegas bersiap-siap.
Setelah memasukkan barang ke H…. J…ku (nanti dikira dapet sponsor), aku segera melaju ke arah tol menuju B. Sebelum berangkat aku sempat meminta alamat V, dan dia segera mengirim SMS alamat lengkapnya. Bukan sekali ini aku ke kota B, tapi Baru dua minggu yang lalu Vina pindah rumah ke daerah CL, dan aku tidak tahu sama sekali dimana itu. Aku pikir toh nanti bisa tanya sama orang di jalan.
Sesampainya di B, aku mulai mengikuti petunjuk SMS V untuk menuju ke rumahnya, tapi…jalanan di kota B ini sangat membingungkan. Setelah berputar-putar aku memutuskan untuk bertanya. Di depanku aku melihat kerumunan anak SMP yang baru pulang sekolah, aku lalu meminggirkan mobilku untuk bertanya pada salah satu dari antara mereka.
“Permisi dik, mau tanya alamat ini”, sambil kutunjukkan isi SMS dari V.
“Oooh…dari sini lurus terus nanti ada toko CK, tante belok kiri terus belok kanan, nanti belok kanan lagi, terus ambil kiri, terus ada tanjakan belok ke kanan. Naik terus nanti tanya aja lagi sama orang disitu”, dia memberikan penjelasan panjang lebar.
Diberi penjelasan seperti itu aku langsung kebingungan, tanpa pikir panjang aku langsung minta tolong padanya.
“Aduh, tante bingung nih! Kamu bisa anterin aja ga? Nanti tante kasih ongkos pulang” kataku.
Dia seperti kebingungan.
Aku pun berkata, “Tenang ga akan diculik kok”, kataku sambil tersenyum.
Dia makin kelihatan kebingungan.
“Kalo kamu takut, ajak saja temen kamu”, aku meyakinkannya, karena aku sudah pusing mencari alamat V.
Akhirnya dia setuju dengan syarat boleh mengajak temannya dan diberi ongkos pulang.
Dia pun mengajak dua orang temannya. Aku menyuruh salah satu dari mereka untuk duduk di depan sebagai penunjuk jalan, lagipula aku tidak mau dikira sepagai sopir antar jemput anak sekolahan
Didalam mobil aku berkenalan dengan mereka. Yang duduk didepan bernama Fariz, sedangkan dua temannya yang duduk dibelakang bernama Dharma dan Aziz. Dari obrolan kami ku ketahui mereka baru kelas 2 SMP.
Selama perjalanan kuperhatikan mereka semua mencuri-curi pandang tubuhku. Saat itu aku mengenakan tank top putih dan hot pants. Yang paling kuperhatikan tentu saja Fariz karena dia duduk didepan. Setiap kali kuperhatikan dia langsung membuang muka, karena takut ketahuan olehku. Umur-umur segitu anak cowok memang memiliki fantasi seks yang luar biasa. Fariz terus saja mencuri pandang buah dadaku yang “luber”. Akhirnya kuputuskan kubiarkan saja mereka melihat payudaraku, kupikir sebagai bahan masturasi mereka nanti…
Akhirnya sampai juga kami di rumah V.
Vina langsung menyambutku, tapi dengan tatapan heran.
“Siapa itu Cel?”, tanyanya.
“Oh..mereka guide”, kataku sambil tersenyum pada mereka.
“Masuk dulu yuk!”, ajakku pada mereka. “Ga buru-buru kan?”, tanyaku lagi.
Akupun mengambil tas kecilku. Aku dan Vina masuk mendahului mereka.
Rumah V –menurutku sih villa, bukan rumah- berada didaerah yang elite, sehingga jarak antar tetangga tidak terlalu dekat.
Vina juga hidup sendiri, sama seperti aku. Dia editor sebuah majalah wanita.
Begitu masuk rumah, Vina langsung menunjukkan kamarku, “kamar lo di atas ya Lyn, yang itu tuh”, katanya sambil menunjukkan kamarku.
Kita ngobrol dibawah yuk, katanya kepada ketiga anak itu sambil turun menuju ruang tamu.
Aku pun menuju kamarku, ketika baru teringat bahwa aku lupa membawa tas yang berisi pakaian.
Aku pun memanggil Fariz, “Riz, bisa minta tolong ambilkan tas tante yang hitam di mobil?”.
Fariz tampak terkejut, “Bisa tante”.
“Tau cara bukanya kan?”, tanyaku lagi.
“Tau kok!”, jawabnya.
Akupun memberikan kunci mobilku kepadanya.
Akupun menuju kamarku. Sesampainya di kamar, aku langsung menutup pintu dan menuju kamar mandi, aku sudah tidak tahan menahan pipis sejak di tol tadi.
Ketika aku baru mengeluarkan pipisku, tiba-tiba Fariz masuk.
Akupun terkejut. Sial, aku lupa mengunci pintu kamar dan lupa menutup pintu kamar mandi karena sudah tidak tahan.
Fariz tampak terkejut melihatku sedang duduk di toilet, “Ma..maaf tante, saya lupa mengetuk pintu”. Dia terpaku di depan pintu.
Cepat-cepat kubilang padanya, “Udah cepet masuk tutup pintunya, tar keliatan orang!”.
Masih kebingungan diapun masuk dan menutup pintu, matanya masih terpaku padaku.
“Lihat apa kamu?”, tanyaku menyadarkannya.
“Eh..ngga liat apa-apa tan”, katanya sambil membalikkan badan.
Setelah selesai akupun berkata padanya, “Maaf ya, tante lupa kunci pintu”.
“Ng…ga pa pa tan, saya keluar dulu”, katanya.
Busyet polos amat anak ini, pikirku. Tiba-tiba muncul niat isengku, melihatku pipis saja sudah kebingungan bagaimana kalo melihatku bugil?
“Riz, tante bisa minta tolong lagi ga?”, pertanyaanku menghentikan langkahnya.
“Bi..bisa tan”, rupanya dia masih shock.
“Tolong pijitin tante dong, tante pegel nih nyetir dari J”, tanyaku.
Rupanya permintaanku ini lebih mengagetkannya. Niat isengku semakin menjadi-jadi.
“Nanti tante tambahin deh ongkosnya”, tambahku lagi.
Rupanya kata-kataku yang terakhir ini membuat dia tersadar.
“Bo..boleh deh tan”, katanya.
Aku pun memanggil V untuk meminta lotion untuk membalur tubuhku.
“Mau ngapain lo?”, tanya Vina setengah berbisik kepadaku.
“Mau tau aja”, kataku kepadanya.
Vina yang merupakan petualang seks sejati langsung mengerti maksudku.
“Bisa aja lo cari variasi”, katanya lagi. “Bisa ikutan dong?”, tanyanya.
“Tuh masih ada dua lagi”, kataku sambil menunjuk Dharma dan Aziz.
“Wah cerita baru buat blog gue nih”, katanya bersemangat.
Diapun memberikan lotion kepadaku.
Akupun menutup pintu tanpa kukunci, toh tidak ada siapa-siapa selain kami berlima dirumah ini.
“Nih lotionnya”, kataku sambil menyerahkan lotion kepada Fariz.
Akupun menuju kamar mandi, lalu keluar lagi dengan hanya mengenakan handuk. Aku telah melepaskan semua pakaian dalamku. Perasaan ini mulai membuatku bergairah.
Fariz tampak terkejut melihatku, karena handuk yang kukenakan benar-benar hanya menutupi payudara dan kemaluanku saja.
Aku pun berbaring telungkup di tempat tidur dan menurunkan handukku sehingga hanya menutupi bagian pantatku.
“Ayo..tunggu apa lagi”, kataku kepada Fariz yang tampak tertegun melihat tubuhku yang hampir telanjang.
Diapun duduk disebelahku dan mulai menuang lotion ke atas punggungku. Fariz pun mulai memijitku.
Aku berusaha memulai pembicaraan untuk memecah kesunyian.
“Kamu sekarang kelas 2 SMP ya. Udah punya pacar?”, tanyaku.
“Be..belum tan”, jawabnya gugup.
“Kamu kok grogi gitu? Belum pernah mijit cewek ya?”, tanyaku jahil.
“Be..belum pernah tan”, jawabnya singkat.
“Udah..kamu pijit kaki tante aja, soal pegal”.
Farizpun mulai memijit kakiku.
“Agak keatas sedikit Riz”, kataku sambil mengarahkan tangannya ke pahaku.
Dia tampak semakin gugup.
Pijatan didekat daerah kemaluanku membuatku secara tidak sadar melebarkan pahaku, menurutku Fariz dapat melihat bulu kemaluanku yang tidak terlalu lebat itu.
“Tapi kamu pernah masturbasi kan?”, kataku mulai memancing.
“Mmm….”, dia terdiam.
“Ga mungkinlah seumuran kamu belum pernah masturbasi”, kataku lagi.
“Pernah tan”, jawabnya pelan.
Kamipun terdiam.
“Agak keatas lagi Riz”.
Farizpun memijit dekat pantatku.
“Udah pernah ML?”, kataku makin tak tahan.
“Be..belum tan”.
Wah perjaka batinku. Aku pun menarik handuk yang menutupi pantatku sehingga kini aku benar-benar bugil.
Fariz benar-benar terkejut.
“Sekarang pijitin pantat tante aja, dari tante duduk nyetir terus”.
Farizpun mulai memijit pantatku yang montok bersih itu. Akupun makin lama makin melebarkan kedua pahaku.
“Riz…”.
“Iya tan”.
“Kamu mau pegang ‘itu’ tante?”, tanyaku nakal. “Pegang aja Riz, ga pa pa kok”, pancingku lagi.
Fariz memindahlan tangannya dari pantatku kea rah kemaluanku. Dia mulai memegang bulu kemaluanku. Nafsuku makin tidak tertahan.
“Gerakin tanganmu maju mundur Riz”, kataku mengarahkan.
Arizpun mulai menggerakkan tangannya di atas kemaluanku. Gesekan antara tangannya dan bulu kemaluannya makin membuat vaginaku basah. Akupun sedikit menunggingkan badanku untuk mempermudah tangan Fariz bermain di atas kemaluanku.
“Masukin jari tengah kamu Riz”, pintaku setengah memohon.
Farizpun mulai mengerti jalannya permainan ini. Dia mulai memasukkan jari tengahnya kedalan vaginaku sambil terus menggosok-gosoknya. Sentuhan tangannya sesekali menyentuh klitorisku, dan itu makin membuatku bernafsu.
Suaraku makin lama makin meracau karena keenakan.
“Iya Riz..yang itu. Gosok ‘itu’ tante Riz”.
“Yang mana tante?”, katanya polos.
Akupun tersadar, dia masih terlalu polos.
Lalu aku membalikkan tubuhku, sehingga Fariz kini dapat melihat seluruh rubuhku yang telah bugil dengan leluasa.
“Kamu mau pegang payudara tante?”, tanyaku sambil memgang kedua tangannya dan mengarahkannya ke kedua payudaraku. Aku meremas tangannya sehingga tangannya itu meremas kedua buah dadaku.
Setelah meremas-remas buah dadaku, aku pun menarik kepala Fariz dan mengarahkannya ke dadaku. Diapun mulai menjilati putingku, mataku terpejam akupun makin mendesah tidak karuan.
“Oouuh…aaahh…euuhhh…”, aku mulai liar.
Tanganku tidak tinggal diam. Aku mulai meraba celana Fariz dan memegang kemaluannya yang aku yakin sudah tegang dari tadi. Tanganku menarik retsletingnya dan mengeluarkan kemaluannya. Tidak terlalu besar, hanya sedikit lebih panjang dari genggamanku, mungkin karena ia masih kelas 2 SMP. Tanganku mulai memainkan kejantannya, aku mulai mengocoknya.
Akhirnya aku berhenti. Akupun duduk dan mulai melucuti seragam Fariz. Kulihat badannya yang masih polos itu. Kemaluannya baru sedikit ditubuhi bulu-bulu halus. Aku menyuruhnya terlentang. Akupun mulai melakukan oral kepadanya dalam posisi berlutut.
“Hmmph…mmph…mmphh”, suara mulutku yang sedang mengulum batang kemaluannya sambil tanganku memainkan kedua bolanya.
“Aahhhh…ahhhh…enak tan”, Fariz berteriak keenakan.
Fariz merubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Tangannya kini memainkan buah dadaku. Sesekali aku berhanti mengulum batang kejantanannya untuk menikmati remasan tangan Fariz. Tangan kiriku kini beralih memainkan klitorisku. Aku benar-benar menikmati semua ini.
Tiba-tiba Fariz berteriak,
“Aa..aa..aaahhhhh, geli banget tan. Aaahh..aaahh…aaahhh…ma..ma..mau kkkelluuaaarrr”, aku makin mempercepat mulutku dan makin menghisap kuat-kuat batang kejantannya.
Tidak berapa lama…..
“AAAAHHHHHHH…AAAHHHHHH…AAAAHHHHHH”, Fariz mengeluarkan cairan spermanya didalam mulutku. Aku sempat terkejut, karena banyak sekali cairan sperma yang dikeluarkan anak kelas 2 SMP ini. Tapi itu kupikir karena jarang sekali bermasturbasi.
Sperma yang telah dikeluar didalam mulutku ku keluarkan lagi ke atas batang kemaluannya, hanya untuk kuhisap lagi. Fariz terlihat begitu menikmati oral seks ini. Akhirnya kutelan semua sperma Fariz, dan kuhisap lagi kemaluannya untuk membersihakan sisa-sisa spermanya.
“Enak Riz?”, tanyaku puas.
“Enak banget tante. Beda ya sama masturbasi”, jawabnya polos.
Aku hanya tertawa sambil menjawab, “ada yang lebih enak, mau?”.
Akupun mulai mengulum kembali batang kejantanan Fariz yang telah terkulai. Aku sengaja melakukan oral terlebih dahulu kepada Fariz, supaya nanti saat permainan utama dia tidak cepat ‘keluar’. Pelan-pelan aku mulai menjilati kemaluannya. Posisi Fariz kini tiduran kembali dengan kedua kaki diangkat, sehingga kepalaku berada dikedua pahanya. Jilatanku mulai berubah menjadi kuluman. Semakin lama semakin cepat, akupun mulai memperkuat hisapanku pada kepala penisnya. Sesekali paha Fariz menjepit kepalaku menahan rasa geli di penisnya. Ketika penis fariz telah berdiri lagi aku menghentikan oralku.
“Eh..kenapa tante?”, tanyanya heran.
“Gantian dong, masa kamu aja yang enak?!”, kataku.
“Maksudnya?”.
Akupun mulai berbaring dan menarik Fariz ke pelukanku. Akupun mulai menciumnya. Mula-mula dia seperti risih, tetapi permainan lidahku mulai mengajarinya untuk berciuman. Kami terus berpelukan sambil berciuman, sesekali penisnya menyentuh klitorisku dan ini membuatku makin menggila. Puas berciuman aku mengarahkan kepalanya ke bauah dadaku. Kini Fariz telah tahu apa yang harus dilakukan.
Nafsuku makin tak tertahan. Aku mengangkat kepala Fariz, “Riz, jilatin ‘itu’ tante”.
“Yang mana tante?”.
Aku mengambil posisi bersandar pada pinggiran tempat tidur. Kutekuk pahaku dan kubuka lebar-lebar pahaku. Kedua tanganku memegang vaginaku, jari-jariku menyisir bulu kemaluan. Setelah terlihat jelas kemaluanku yang telah basah dari tadi, kutunjukan klitorisku dengan kedua jari telunjuk.
“Yang itu Riz, jilatin ‘itu’ tante”, pintaku setengah memelas.
“Yang ini tante?”, katanya sambil menyentuh klitorisku.
Sontak aku menggelinjang, sentuhan tangan Fariz pada klitorisku membuat tubuhku seperti melayang.
Dia tampaknya menikmati hal ini.
“Yang ini ya?”, tanyanya lagi sambil mulai memainkan klitorisku.
“Aaaahhhh…ii..iiyyaaa…yang itu. Ka..kha..kamu nakal ya”, kataku mulai terengah-engah.
“Aaaahhhh…oouuuhh….uuuhhhhh….jilatin aja Riz”, kataku tak tahan sambil menurunkan kepalanya kekemaluanku.
Fariz mulai menjilati vaginaku, mula-mula meras aneh, mungkin karena aroma khas vagina yang telah basah. Akupun makin melebarkan pahaku, sambil tanganku membuka vaginaku agar tampak klitorisku oleh Fariz.
“Jilatin yang ini Riz”, kataku sambil menunjukkan letak klitoris.
Fariz mulai menjilati klitorisku dengan lidahnya. Akupun memegang kepalanya dan menggerakkan kepala Fariz naik turun di atas klitorisku. Gerakan lidah Fariz yang kasar menari diatas klitorisku membuatku hampir mencapai orgasme.
Cepat-cepat kuangkat kepala Fariz dan kutarik badannya kearahku. Dengan tisak sabar kupegang batang kemaluannya yang telah keras kembali, kuarahkan ke vaginaku.
Cllep…bleessshhh…penisnya langsung masuk kedalam vaginaku yang sudah semakin basah.
“Aaaaahhhh…”, teriakku.
Aku mulai memegang pinggang fariz dan menggerakkannya maju mundur.
Plok..plok..plookk…cloopps…clooppss….suara selangkangan kami beradu ditengah semakin banjirnya cairan vaginaku.
“Ooooohhh…aaahhhhh…aaahhh…..aaahhh….aaaa..aaaaa….aaaahhhh…terus Riz…eennaaak”, teriakku.
Aku mulai manarik-narik rambutnya, sambil sesekali kuciumi Fariz dengan brutal.
“Hmmmppph..hmmmppp…aahhhh..hmmpphh…ooohhh….ohhh yyeesss..hmmmppphhhh”.
Kakiku kini melingkari pinggang Fariz agar penisnya bisa masuk sedalam-dalamnya kedalam vaginaku. Tubuhnya menempel dengan tubuhku, kamipun bermandikan keringat. Sensasi bersetubuh dengan bocah polos yang masih perjaka ini benar-benar membuatku bernafsu. Tangan Fariz mulai memainkan kembali buah dadaku. Tidak berapa lama aku merubah posisi. Aku berjongkok di atas Fariz. Ku pegang penisnya dan kumasukkan kedalam vaginaku.
Plok..plok..plok..vaginaku berbunyi karena sangat basah.
Kugoyangkan badanku maju mundur, penis Fariz melesak penuh kedalamku. Goyangan ini makin menggesek klitorisku.
“Aaahhhhh…ooouuuhhhhh….eenaaaakkkkkk”.
Aku tahu sebentar lagi fariz akan ejakulasi yang kedua, sehingga aku marubah posisiku menjadi “doggy style”. Tubuhku bersandar pada sandaran temapt tidur. Fariz tanpa permisi langsung memasukkan penisnya dengan tidak sabar.
“Ah!” jeritku.
Fariz makin tidak sabaran. Dia terus memompa vaginaku dengan batangnya, batang yang baru sekali ini merasakan nikmatnya dunia. Dia terus menggerakkan tubuhnya maju mundur, makin lama makin cepat, sambil tangannya memegang pinggulku.
“Ah..ah..ah…teerrruuus Riz….terruuusss…..aaaaahhhh”.
“Tan, Faarriizz maau kke…..lluaarr….giimaannaa nihhhh…..aahhhh…ahhh?”.
“Ahhh…aahhh…kkee…ahh…keeluaarinn aja Riz…aahhhhh”.
Plok..plook…clooppss….cloppss….
Akupun mulai bersiap meneriam muntahan sperma fariz didalam vaginaku, akupun mulai mencapai orgasme yang sejak tadi kutahan.
“Aahhhhh…tteerrruuussss Rizzzzz…tante ju….Ah!..ga mau keeluuuarrr……aaahhhhh…terusss”.
Fariz terus mempercepat kocokan penisnya di dalam vaginaku.
“aahh…ahhh..AAAAHHHHHHHHH….!!!!”
Fariz memuntahkan seluruh spermanya didalam vaginaku. Kurasakan semprotan kuatnya di dinding vaginaku, seperti dikejutkan oleh sengatan listrik. Vaginaku langsung terasa hangat dan basah oleh cairan spermanya, tapi aku tidak menghentikan goyangannya. Tidak berapa lama….
“Oh…oh…oh…ah..ah..ah..ah..ah..AAAAHHHHHHH!!!!”, akupun berteriak karena orgasme.
Vaginaku makin basah oleh karena cairan kami berdua. Aku tidak membiarkan Fariz melepaskan penisnya dari vaginaku, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku.
“Gimana Riz, lebih enak dari yang tadi kan?”, tanyaku.
“He..he..he..iya tan, jauh lebih enak”, jawabnya sambil mengikuti goyangan pinggulku.
Bersamaan dengan mengecilnya penis Fariz, keluar jugalah cairan spermanya dari dalam vaginaku. Cairan sperma itu langsung menempel pada kami berdua. Aku langsung berbalik dan menghisap cairan sperma yang ada pada penis Fariz.
Sambil merasa kegelian Farisz berkata, “Makasih ya tan, ga rugi nganterin tante”.
“Aku juga ga rugi dianterin kamu”, jawabku singkat lalu kembali mengulum penis Fariz.
Setelah penis Fariz bersih dari sperma kamipun berbaring terlentang tanpa pakaian.

AGEN IBCBET

BERITA PANAS - BabySitter Yang Haus Seks

BabySitter Yang Haus Seks


BabySitter Yang Haus Seks


AGEN BOLA

Namaku adalah Rina. Aku lahir di Semarang pada tanggal 21 Oktober 1982. Aku bertipikal seperti wanita jawa pada umumnya. Tubuhku singsat padat dengan kulit kecoklatan. Pada saat aku berumur 20 tahun aku merantau ke Jakarta. Aku bercita-cita menjadi pelayan restoran besar. Namun, cita-cita itu tidak mudah. Dengan pendidikanku yang hanya tamat SD dan tidak punya pengalaman bekerja. Seringkali aku di tolak. Kalau ada yang menerimaku, paling lama hanya 3 bulan dalam masa uji coba setelah itu aku dikeluarkan.
1 tahun aku dapat bertahan hidup di jakarta. Memasuki tahun kedua, keadaanku semakin sulit. Aku mulai kehabisan uang, sementara aku belum mendapatkan pekerjaan. Sudah 4 bulan aku menganggur. minggu depan masa kontrakan rumah ku harus diperpanjang. Untuk makanpun, aku kesulitan. Singkat cerita, karena kesulitan itu, aku terjerumus ke dalam dunia prostitusi. Aku menjadi pelacur. Masa-masa itu, aku hidup dengan cukup. Aku menjadi pelacur selama 4 tahun. Suatu malam, aku terjaring razia. Lalu di masukkan ke panti rehabilitasi dan di bekali dengan pelatihan Baby sitter selama 1 tahun. Selama 1 tahun itu aku disadarkan dari kelakuanku yang asusila. Aku bertekad untuk tidak menjadi pelacur lagi.
Lulus dari pelatihan itu aku pun di terima menjadi baby sitter di sebuah keluarga. Keluarga itu adalah keluarga Tiong Hoa. Suaminya bernama A Chan dan istrinya A Lun. Mereka mempunyai 2 orang anak laki-laki. Yang kecil berumur 4 tahun namanya Ricardo dan yang besar berumur 7 tahun namanya Rivaldo Aku bekerja dengan sebaik-baiknya. Tugas utamaku adalah menugurus Ricardo, namun aku juga membantu Rivaldo menyiapkan keperluan sekolahnya karena Pak A Chan dan istrinya sibuk berdagang dan membersihkan rumah. Tentu saja dengan gaji yang di atas rata2 babysitter lainnya. Mereka memiliki toko di glodok. Sehingga jam 8 sudah harus berangkat dan baru pulang jam 6 sore.
Suatu malam, pukul 11 aku terbangun dan ingin buang air kecil. Aku keluar kamar, namun langkahku tertahan oleh suatu pemandangan. Di ruang tamu aku melihat Pak A Chan dan isterinya sedang bersetubuh di atas sofa. Aku hendak kembali ke kamar, namun entah aku terdiam. Mereka tidak sadar kalau aku memperhatikan mereka. Mereka bergumul dengan penuh gairah namun tana suara. Hanya terdengar entakan suara saat pantat ibu A Lun membentur pangkal kemaluan suaminya. Aku melihat adegan itu hingga selesai. Pak Achan mengeluarkan semua spermanya di dalam memek ibu A Lun. Setelah itu aku kembali ke kamar.
Selama 1 jam aku tidak bisa tidur. Membayangkan kejadian tadi dan teringat masa lalu ku sebagai pelacur. Aku menjadi sangat terangsang.. Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa. karena aku tidur 1 kamar dengan Ricardo dan Rivaldo. Sebagai baby sitter aku harus menemani Ricardo, sehingga aku tidur di lantai dengan kasur gulung dalam kamar mereka. Jika aku masturbasi, lalu tiba-tiba mereka terbangun, akan sangat bahaya. Akhirnya aku tertidur juga dan bermimpi di setubuhi oleh salah satu pria yang sering menjadi pelangganku.
Keesokan harinya, aku kembali melakukan rutinitas pekerjaanku. Ricard dan Aldo sudah berangkat sekolah. Setelah itu Pak Achan dan isterinya ke toko. Aku segera merapikan rumah. Aku melakukan semuanya dengan buru-buru karena aku ingin segera masturbasi sebelum Ricard dan Aldo pulang. Pukul 10 aku selesai membereskan rumah. Ricard dan Aldo akan pulang pukul 12. Jadi ada waktu 2 jam. Aku segera ke masuk kamar. Melepas celana dalamku dan mulai mengusap-usap memekku. Aku tidak ingin segera orgasme, jadi aku hanya bermain-main dengan memekku, menikmati sensasi yang sudah 1 tahun tidak ku rasakan. Satu jam sudah berlalu dan aku memutuskan untuk segera mencapai orgasme. namun tepat ketika aku akan menanjak naik, terdengar klakson mobil jemputan Ricard dan aldo. Aku panik. Karena, baju, celana dalam, BH semua bertebaran di dalam kamar itu. Aku segera bangkit dan memakai pakaianku. tepat ketika Ricard dan Aldo memasuki kamar. Aku lega, namun juga kesal karena nafsu yang sudah memuncak namun tak bisa dikeluarkan.Namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Akupun tersenyum dan bertanya kepada mereka : "Aldo dan Ricard kok sudah pulang?". Aldo menjawab "Iya mbak, guru-gurunya ada rapat. Mbak laper ni, tolong siapin makan donk." aku tersenyum dan menjawab "oke deh. Sebentar yaa" Aku berpikir akan segera menyuruh mereka tidur siang, agar aku bisa masturbasi lagi.
Namun, ternyata rencanaku tidak berjalan mulus. Setelah makan, Ricard memang langsung tertidur. Namun, Aldo tidak mau tidur. Dan yang membuatku stress adalah, Aldo tidak mau tidur karena mau mengerjakan PR. Kalau dia tidak mau tidur karena bermain atau menonton, aku bisa mengancamnya akan mengadukan ke orangtuanya. Namun, apa yang bisa ku ancamkan jika alasan dia tidak mau tidur adalah mengerjakan PR??
Ingin kubantu agar cepat selasi, namun ku lihat soal PR nya susah sekali. Akupun hanya pasrah. Bertiduran di kasur gulung ku di kamar menemani Ricard tidur sementara Aldo berada tidak jauh dariku mengerjakan PR. Namun, nafsuku semain tak tertahankan. Aku memutuskan akan masturbasi saja di kamar mandi. Aku sudah melangkah keluar kamar, namun Tiba-tiba, sebuah ide terlintas di benakku. Ini memang ide yang bangsat dan entah setan apa yang membisikkan di telingaku.
Aku keluar kamar, menuju kamar mandi. Ketika sudah di dalam kamar mandi. Aku tiduran di lantai dan
Aku berteriak : "DO, aldo TOLONG do!!". "Tolong mbak do!!"
Aldo pun datang dengan terogopoh. "Ada apa mbak? Mbak kenapa? Mbak...jangan nakutin aldo donk..Mbak"
"Do... badan mbak tiba-tiba lemas gak bisa gerak. Tolong kamu pijit-pijit kaki mbak ,do?"
Aldo pun segera memijit kakiku. Kulitnya yang putih tambah putih karena pucat ketakutan.
"Gimana mbak?? bener gak pijitnya?"
"Bener do..Iyah, do...shhhh...pijit trus do, udah mulai baikan ni."
"hyuhhh...mbak bikin panik Aldo aja.."
"ADUUUHHHH!!!! DO!!...sakitnya pindah do ke pinggang mbak do...cepet balikin badan mbak do. trus teken-teken pinggangnya!!"
"I..iya mbak, sebentar ya sabar."
Aldo segera membalik badanku. Tentu saja sebenarnya aku yang membalik badanku sendiri.
"Ditekan-tekan gini mbak?" dia bertanya
"Gak kerasa do, baju mbak di naikin dulu. ato sekalian buka aja."
"Oke mbak, sebentar ya..." dia membuka bajuku
"mbak...aku telepon mami aja ya, biar cepet pulang, trus mbak di bawa ke dokter."
"eh...eh...jangan...gak usah..mama kamu pasti lagi sibuk. kamu tolongin mbak aja sini"
"Tolongin gimana mbak?"
"Kamu buka celana mbak soalnya celana mbak basah. trus kamu pijit pinggang sama pantat mbak. Cepetan do!!"
"oke mbak" Dia segera membuka celanaku. Tangannya mulai memijiat pinggangku.
"Do, pinggangnya udah enakan, pijitin pantat mbak aja." aku menyuruhnya.
"Pijat gimana mbak?"
"kayak pijat kaki tadi." Diapun segera mempraktekkan. Pantatku diremas-remas. Aku menikmatinya.. Dia masi ketakutan. namun dengan patuh dipijitnya pantatku. Aku pun berkata kepadanya "Do, celana dalam mbak basah juga nih gara2 kesiram air. Kamu lepas juga donk tolong" Dia segera melepaskannya. Setelah itu aku segera membalikkan badan. "Do, pantat mbak udah gak sakit. Tapi sekarang selangkangan mbak gatel banget ni. Tangan mbak masi lemes, belom bisa garuk sendiri. Tolong garukin dong do."
Tanpa ada curiga sedikitpun, Aldo segera menggaruk area memekku. Namun, entah kenapa dia tidak mau menyentuh tepat di memeku. "bukan di situ do yang gatel. Ke kanan dikit.Bukan...kebanyakan. ke kiri dikit, dikit aja....itu do yang ada rambutnya, di situ yang gatel...NAHHHHH...iya do di situ yang gatel..garuk terus do...shhhhh...iyah do, garuk terus do...aduh do, gatelnya pindah ke dalem do...telunjuknya masukin do...do..Aldo kok bengong, cepet masukin jari telunjuk aldo...mbak udah ga tahan nih gatel banget..." Aldo hanya terdiam...aku pun menucbit pipinya pelan. Dia lalu tersadar. "Ada apa mbak??"
"Selangkangan mbak dah gatel banget nih di dalem, cepat kamu masukin telunjuk kamu."
"i iiya mbak" Aldo segera memasukkan jarinya...
"NAHHHHH....iiiya do...garuk terus do...OUUUHHHHH..." aku melenguh...
aku lalu berkata "DO, kemaren kamu makan gak di abisin ya? nasi nya kamu buang ke tempat sampah"
"hah? kok mbak tahu?"
"tahu donk. Nanti mbak laporin mami loh"
"jangan mbak...jangan donk mbak..ntar aldo di marahin"
"oke mbak gak akan laporin ke mami, tapi kamu harus nurut sama mbak.janji?"
"iya deh mbak, Aldo nurut sama mbak"
"Sekarang, mbak udah gak sakit, tapi baju kamu basah semua tuh gara2 keringet, ayo kamu mandi ya..."
"iya mbak." Dia lalu mengambil handuk dan masuk kamar mandi.
Aku melepaskan BH ku dan berkata, "sini mbak mandiin aja, biar cepet supaya gak masuk angin. Sekalian mbak juga mau mandi" Aku segera masuk, dia sudah membuka baju dan celananya.
Di dalam kamar mandi. Aku segera mengguyur badannya dengan air. Lalu mengusap-usap tititnya. "DO, makasi ya udah nolongin mbak..mbak sayang sama kamu. Sini mbak peluk dulu.." Aku pun berjongkok dan memeluknya.Dia membalas pelukanku "Sama-sama mbak"
Setelah pelukan kami lepas,
"Ehm...titit kamu kotor tuh do. Harus di bersihin."
"o iya mbak, pake sabun ya?"
"sebelum di sabunin, titit kamu harus di gosok-gosok dulu biar kotorannya lepas."
"oke sebentar mbak" dia segera menggosok-gosok titit kecilnya.
"bukan gitu caranya..sini mbak bersihin.."aku menggosok-gosok dengan tanganku..lalu
"ADUUHH...tangan mbak masi lemes, belom bisa gosok kenceng2, tapi kalo gak di gosok, nanti kotorannya gak lepas...gimana ya??" aku pura2 berpikir
"ya udah, biar aldo gosok sendiri aja."
"AH. mbak ada ide, titit aldo di masukin ke lobang ini aja, terus aldo maju mundur"
"hah? lobang mana mbak?"
"Lobang ini." kataku sambil membuka kaki lebar-lebar. Jembutku sudah basah dari tadi.
"masukin ke situ mbak?"
"Iya kamu masukin ke sini, coba deh" dia segera maju. Aku duduk dan mengangkang.
PLESS...tititnya yang kecil masuk ke dalam memeku..
"Sekarang badan kamu maju-mundur" dia maju munudr
"mbak...kok ngilu si??kayaknya titit aldo mengembang deh...aduh mbak...sakit"
"tahan do, nanti lama-lama pasti jadi enak deh, pokoknya kamu maju mundur aja" dan benar saja, tititnya memang mengembang menjadi besar, memang tidak sebesar titit pria dewasa, namun cukup untuk membuatku horny.
"AHHHH...Do, ayo do, cepet, kamu maju mundur.Ahhhh...doooo...."
"MBAKKKK....titit aldo kenapa mbak?? ADUUUHHH...mbak...ngilu mbak"
"GAK PAPA DO..ayo.huhhhhuhhhh...terus do.... terus do huhhhhuhhhhuhhhhuhhhuhhuuu" nafasku makin tersengal.
"MBAKKKK...aldo dah gak tahannn...ngilu "
"ALDOOOOOOO.....AHHHHHH..SHHHHHHHH....." CROTTTTTT...cairanku keluar tak terbendung...cairan yang kusimpan selama 1 tahun aku tidak ngentot, cairan yang kupendam dari tadi malam, membasahi tubuh ku dan aldo. Aldo tidak mengeluarkan sperma, karena dia baru 7 tahun, tapi aku sangat puas dengan tititnya. Ku ancam, jika dia menceritakan kejadian hari ini, aku mengadukan soal makanannya yang tidak habis. Setelah itu aku tidur nyenyak dan dia kembali mengerjakan PR

AGEN SBOBET

BERITA PANAS - Ketika Mendapat Tugas Dari Kantor

Ketika Mendapat Tugas Dari Kantor

Ketika Mendapat Tugas Dari Kantor


Saya mendapat tugas dari kantor saya untuk pergi ke kota Solo menemui kepala cabang di sana untuk suatu pekerjaan yang memakan waktu lamanya 3 hari. Di hari terakhir setelah kerjaan saya rampung saya dengan wakil kepala cabang yang bernama Ibu Ria menghadap kepala cabang untuk melaporkan status pekerjaan. Setelah berbasa-basi dan acara lapor melapor selesai maka saya pamit kembali ke hotel untuk beristirahat.
Ketika saya keluar dari ruang kepala cabang, saya mampir dulu ke ruangan Ibu Ria. Sesampainya di ruangan Ibu Ria saya langsung duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. "Mau minum kopi dulu nggak Jim..?" tanya Ibu Ria. "Wah.. boleh juga tuh bu..!" jawab saya. "Kamu nggak buru-buru mau balik ke Hotel kan Jim..!" tanya Ibu Ria sambil order kopi ke office boy. "Enggak Bu..! lagian besok keretanya berangkat siang kok.." jawab saya sambil menghisap rokok yang sudah terselip di bibir. Tidak beberapa lama dua cangkir kopi yang dipesan oleh Ibu Ria diantar oleh office boy, tapi eh.. office girl sebab dia perempuan tuh. Waktu saya perhatikan ternyata itu perempuan cukup oke juga wajah maupun bodinya. Tahu saya melihati terus itu perempuan tanpa berkedip Ibu Ria menyeletuk, "Hooi.. Jim.. lu tuh kalau ngeliat jidat licin jangan melotot gitu dong..!" Saking malunya, muka saya sampai terasa panas, "Ah.. Ibu.. engga koq..!" sahut saya sekenanya. "Emang kamu belum berkeluarga Jim..?" tanya Ibu Ria sambil dia mengambil rokok saya yang ada di meja. "Belum Bu, saya masih 'single fighter' nih..!" jawab saya sambil menyalakan korek zippo saya buat rokok Ibu Ria. "Kalau Ibu tawarin kamu cewek yang tadi buat nemeni kamu malem ini mau nggak Jim..?" tanya Ibu Ria bikin saya kaget. "Haah.. apa.. Bu..?" saya yang lagi nyeruput kopi di cangkir sedikit tersedak, untung nggak tumpah. "Aduh.. nggak usah kaget gitu Jim, Ibu ngerti kalau masalah itu siih, sudah deh.. nanti Ibu urus berees.. ok!" "Waah.. gimana yah Bu.. eehhmm..!" saya masih belum bisa berbicara. "Ya.. sudah kamu tunggu di sini yah.. sebentar.. jangan kemana-mana! eh.. kamu di kamar berapa Jim..?" tanya Ibu Ria sambil berdiri. "Saya di kamar 215, Bu!" sahut saya sambil tersenyum. Enggak berapa lama Ibu Ria kembali bersama perempuan itu dan berkata, "Jimmy ini kenalin..!" Saya sambut tangan itu perempuan sambil menyebut nama saya, "Jimmy.." Perempuan tersebut membalas, "Saya Santi Mas..!" sambil menunduk. Santi ternyata sudah ganti pakaian dengan mengenakan kaos oblong putih ketat dan celana Blue Jeans belel. "Cakep juga nih cewek, Ibu Ria tau saja selera orang", saya berkata dalam hati. "Ya.. sudah Jim.. kalau gitu.. saya anter ke hotel deh sekalian!" Ibu Ria berkata begitu sambil membereskan mejanya dan mengambil kunci mobilnya.
Akhirnya kita bertiga beriringan keluar dari kantor sekitar jam 9 malam menuju ke hotel tempat saya menginap. Selama perjalanan ke hotel Santi lebih banyak diam sambil tersenyum mendengarkan obrolan saya dengan Ibu Ria. Sesampainya di hotel saya dan Santi turun dari mobil dan saya langsung menghampiri Ibu Ria dan berbisik, "Enggak ikut mampir Bu?" "Ah, Jimmy.. pakai basa-basi.. sudah sana nanti keburu dingin.. ok.. Jim, sampai ketemu lagi yah.. bye..!" Setelah berkata begitu Ibu Ria langsung tancap gas. Tinggallah saya dengan Santi di depan lobby hotel. "Ayo deh San.. kita ke kamar saja!" ajak saya ke Santi. "Iya Mas!" jawab Santi sambil tersenyum. Sambil jalan ke kamar, saya perhatikan ini perempuan mukanya lumayan manis, kulit kuning, rambut lurus sebahu, pinggulnya besar, dan dadanya lumayan besar kira-kira 34B dan kelihatannya masih cukup kencang. Sesampai di dalam kamar saya tawarkan si Santi minum, "Mau minum apa San..?" tawar saya. "Ya.. apa saja lah Mas..! engga usah repot-repot", jawabnya. Akhirnya saya buka kulkas minibar dan saya ambil dua kaleng soft drink dan saya kasih satu ke Santi. Santi duduk di sofa samping saya sambil mulai minum dan saya segera buka sepatu saya dan ganti dengan sandal kamar. "Sudah lama kenal Ibu Ria..?" tanya saya. "Lumayan Mas.. soalnya saya kost di rumahnya", jawab Santi lagi. "Ooo.. gitu yah..!" pantesan Ibu Ria bisa tahu kalau nih perempuan "bispak". "Waduh.. badan saya capek sekali.. San, kamu bisa mijet engga, tolongin saya mau yah..?" sembari berkata begitu saya langsung rebahan di tempat tidur dan melepaskan semua baju dan celana hingga tinggal celana dalam. saya lihat si Santi sudah beranjak dari sofa menghampiri saya sambil berkata, "Enggak begitu pinter sih Mas.. tapi saya coba yah..!" Setelah berkata demikian Santi ikut naik ke ranjang dan mulai memijat badan saya. Pertama-tama saya dipijat sambil tengkurap dan otomatis begitu tangan Santi mulai memijat badan saya, penis saya langsung mengeras, ternyata saya sudah horny nih, pikir saya dalam hati. Lumayan juga pijatan Santi, dan nggak berapa lama saya balik badan dan si Santi tepat di atas saya mulai memijat bagian pundak saya. Tangan saya mulai beraksi, pertama saya elus-elus paha dia yang masih pakai celana jeans, dan perlahan tapi pasti saya mulai membuka celananya dan saya lihat dia diam saja. Waktu celana jeans-nya sudah copot, saya lihat wah.. muluss sekali.. bikin saya makin horny saja. Santi masih mengenakan CD berwarna krem dan pakaian atasnya masih komplit. Tangan saya gerilya lagi tapi kali ini pindah kebagian dadanya, saya elus-elus payudaranya yang masih mengenakan bra dengan lembut seakan takut pecah. Akibat elusan tangan saya si Santi kelihatan juga horny dan pijatan tangannya sudah nggak karuan berubah menjadi remasan.
Berhubung saya sudah horny berat, langsung saja saya rebahkan si Santi di ranjang. "San.. saya buka semua baju kamu yah..?" tanpa menunggu jawaban lagi langsung saya buka kaos, bra, dan CD-nya beruntun hingga Santi menjadi telanjang bulat. Wuuiih.. body nih perempuan oke punya, payudaranya ternyata benar-benar masih kencang, asyik punya. "Mass.. bajunya belum dibuka, buka dong..!" Santi berkata demikian sambil berusaha melepaskan baju saya. Saya diamkan saja si Santi yang sekarang gantian melepas baju dan celana saya. setelah saya telanjang bulat penis saya yang dari tadi memang sudah tegang langsung "ngejeplak" dengan perkasa. "Isepin punya saya dong San..!" pinta saya. Tanpa banyak omong Santi langsung menghisap penis saya dan dijilat-jilat sampai saya merasa nikmat benerr, uuiihh. Dengan telaten si Santi menghisap batang penis dan kepala penis saya sampai penis saya banjir air liurnya, tanpa saya sadar saya mulai menggerakkan penis saya maju mundur di dalam mulutnya. Ternyata Santi sungguh lihai permainan mulutnya hingga saya merasa penis saya sudah mau mengeluarkan sperma. "aahh.. shh.. Aduh.. San saya nggak tahaann nihh.. aahh." "Crett.. crett.. crett.." keluarlah air mani saya di dalam mulutnya banyak sekali dan semua langsung ditelan oleh si Santi tanpa merasa jijik sama sekali. Setelah itu Santi bergegas ke toilet untuk kumur-kumur dan saya masih telentang di ranjang.
Sekembalinya dari toilet Santi rebahan di samping saya, dan payudaranya yang indah itu menantang saya untuk di hisap. Tanpa menunggu lagi saya langsung sergap payudaranya dan mulai bermain dengan pentilnya yang kecil dan berwarna coklat tua.
"Ahh.. oouuhh.. shh.. Mas.. Jimmy.. ahh", Santi bergumam demikian ketika saya gigit pelan pentilnya. Tangan saya mulai merambah kebagian vaginanya dan ternyata saya baru sadar kalau vaginanya nggak ada bulunya dan jari saya langsung mengenai kelentitnya.
"Wah.. bulunya kok nggak ada San..?" tanya saya di sela-sela hisapan ke payudaranya.
"Aoohh.. saya cukur Mas.. sshh.. biar tambah lebat numbuhnya.. ahh", Santi menjawab sambil sesekali mengerang keenakan. Jari saya mulai masuk kebagian dalam vaginanya yang hangat dan mulai basah, jari saya seakan menari-nari di dalam vaginanya.
"Waaw.. oouuhh.. aahh.. Mas sudah dong nggak tahan nih.. cepetan.. sshh.." Santi menjerit dan pinggulnya bergoyang ke kiri dan ke kanan nggak karuan. Setelah itu saya langsung ambil posisi untuk memasukkan penis saya kedalam vaginanya yang sudah banjir. Ternyata Santi sudah nggak sabaran dan dia langsung mengarahkan penis saya ke dalam lubang vaginanya.
"Blesspp.. uuaahh.. ahh.. oohh.." saya mulai menggerakkan penis saya maju mundur perlahan.
"Ohh.. ahh.. eehhmm.. San.. nikmat.. banget San.. uuhhgg", sambil berkata begitu saya remas payudaranya yang semakin kencang. "Iya.. Mas.. saya juga nikmat.. nih.. oouuhh.. Mas.. saya di atas ya.." Santi merengek manja ke saya. Saya turuti maunya dan saya langsung cabut penis saya dan saya gantian di bawah sedangkan Santi di atas saya. Santi langsung mengangkangi penis saya dan cepat-cepat menekan vaginanya kebawah, "Bleepp.. slebb.. sleebb.. bless.. ahh.. aahh.. Mass.. oohh", Santi menjerit kecil sambil menggerakkan vagina dan kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan. Sambil bergoyang saya mulai meremas lagi payudaranya dan bermain dengan putingnya yang membuat saya gemas setengah mati.
"aaduhh.. oohh.. Mass.. saya nggak tahaann.. aahh", Santi menjerit lagi dan saya rasa vaginanya menyemburkan cairan hangat dan menambah nikmat rasanya buat saya. Ternyata saya juga merasakan hal yang sama dan langsung saya pompa dengan cepat penis saya agar bisa mengeluarkan sperma saya di dalam vaginanya.
"Tahan San.. saya juga mau keluar nihh.. aahh.. ahh.." dan tidak berapa lama kemudian muncratlah sperma saya untuk kedua kalinya dan kali ini keluar di dalam vaginanya.
"Croot.. creett.. oouhh.. Saannti.. ahh", saya peluk dia kencang-kencang sambil menikmati sisa-sisa sperma yang masih keluar.
Akhirnya saya dan Santi tertidur sambil berpelukan dan keesokan paginya kita berdua bangun dan mandi berdua sambil bermain satu ronde lagi dengan menggunakan dog style. Sebelum berangkat ke stasiun kereta api. Saya titip pesan buat Ibu Ria lewat Santi untuk mengucapkan rasa terima kasih saya.

BERITA UNIK - BEBERAPA TENTARA WANITA YANG CANTIK

BEBERAPA TENTARA WANITA YANG CANTIK  


AGEN BOLA

1 . Tentara Amerika Serikat.

1 . Tentara Amerika Serikat.

Perempuan di AS telah menjadi bagian dalam upaya perang sejak Perang Revolusi. Tetapi pada awalnya mereka harus menyamar untuk melayani laki-laki, mereka dijadikan sebagai pembantu. Pada tahun 2012, perempuan AS bergabung dalam kemiliteran dengan jumlah sekitar 14 persen. Lebih dari 165.000 wanita yang terdaftar dan aktif dalam angkatan bersenjata dengan lebih dari 35.000 perempuan tambahan yang bekerja sebagai pejabat.

2 . Republik Ceko .

2 . Republik Ceko .

Selama bertahun - tahun peraturan militer Cekoslowakia tidak mengizinkan perempuan masuk di kemiliteran dan setelah Perang Dunia II pendaftaran perempuan dalam dinas militer baru diizinkan. Wanita Ceko berjuang selama Perang Dunia II dengan cara menjadi tenaga medis, operator telepon, dan kru senjata anti-pesawat. Mereka bertugas di unit Cekoslowakia di Uni Soviet, di Women Auxiliary Angkatan Udara Inggris dan Angkatan Darat Inggris di Timur Tengah. Sekarang, mereka telah menjadi bagian integral dari Angkatan Bersenjata Republik Ceko dan beberapa posisi mereka terbukti sangat diperlukan, terutama di Angkatan Udara.

3 . Tentara Polandia 

3 . Tentara Polandia

Tentara Polandia masuk di nomor delapan dalam daftar kami. Saat ini, ada sekitar 2500 perempuan berada di Angkatan Bersenjata Polandia, dan semua wanita memiliki hak yang sama dengan laki-laki untuk bergabung dan melayani Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan pasukan khusus.

4 . Tentara Pakistan

4 . Tentara Pakistan


Pakistan adalah satu-satunya negara Islam di dunia yang melibatkan perempuan dalam tugas militer perang. Perempuan Pakistan bergabung dalam kemiliteran sejak tahun 1947 setelah pembentukan Pakistan. Saat ini tentara wanita ditugaskan pada unit yang cukup besar yaitu di Angkatan Bersenjata Pakistan.

5 . Tentara Israel 

5 . Tentara Israel

Israel adalah satu-satunya negara yang mengerahkan dan menetapkan beberapa dari mereka untuk layanan infantry kombatan dan menempatkan mereka secara langsung di garis tembakan musuh. Semua orang Israel dipaksa untuk melaksanakan layanan nasional ketika mereka berusia 18 tahun. Yang berarti militer di negara tersebut memang dikemas dengan melibatkan perempuan. Berdasarkan angka, saat ini sebanyak 31 persen dari tentara IDF adalah perempuan, tiga kali lebih banyak dari Inggris.

6 . Tentara Yunani 

6 . Tentara Yunani

Yunani saat ini memiliki layanan militer wajib bagi laki-laki, di mana semua warga di atas usia 18 tahun wajib ikut pelayanan selama 9 bulan. Perempuan hanya ikut pelayanan di kemiliteran Yunani secara sukarela, tidak wajib seperti laki-laki.

7 . Tentara Australia 

7 . Tentara Australia

Perempuan telah bertugas di angkatan bersenjata Australia sejak tahun 1899. Tapi tugas mereka hanya terbatas di pelayanan keperawatan Australia sampai Perang Dunia II. Peran ini diperluas pada tahun 1941-1942 ketika Royal Australian Navy (RAN), Angkatan Darat dan Angkatan Udara Australia mendirikan cabang di mana perempuan mengambil berbagai peran. Wanita diintegrasikan dalam layanan pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an dan sekarang telah mengisi posisi di sebagian besar Australian Defence Force (ADF), termasuk peran tempur di dalamnya.

8 . Tentara Rusia 

8 . Tentara Rusia

Banyak yang mengatakan bahwa Rusia memiliki gadis yang paling indah. Ramping, terawat dan memiliki jiwa misterius bercampur pada wanita Rusia dan mereka telah memainkan peran penting dalam sejarah militer di negara mereka. Mereka melakukan berbagai tugas kemiliteran sepanjang sejarah Rusia, terutama selama Perang Patriotik terbesar.

9 . Tentara Rumania 

9 . Tentara Rumania

Bangsa Eropa Timur menduduki posisi teratas angkatan bersenjata paling menarik. Anda tidak akan menemukan tentara seksi di Rumania, kemampuan militernya pun tidak ada yang bisa dibanggakan, mereka menduduki posisi teratas karena mereka memiliki kekuatan agresif berupa senjata yang sulit ditaklukkan yaitu wanita seksi.

BERITA UNIK - 10 Pemandangan Indah Di Dunia

10 Pemandangan Indah Di Dunia


Inilah 10 Pemandangan  memukau dan indah yang ada di dunia 

1. Lake Retba, Senegal.

1. Lake Retba, Senegal.


2. Mount Bromo, East Java, Indonesia.

2. Mount Bromo, East Java, Indonesia.

3. Dead Sea, Israel & Jordan.

3. Dead Sea, Israel & Jordan.

4. Rocky Mountains, Canada.

4. Rocky Mountains, Canada.

5. Moraine Lake, Banff National Park, Canada.

5. Moraine Lake, Banff National Park, Canada.


6. Meteora, Greece.


6. Meteora, Greece.



7. White Heaven Beach, Australia.


7. White Heaven Beach, Australia.



8. Lake Bled, Slovenia.


8. Lake Bled, Slovenia.



9. 
Verdon Gorge, France.


9. Verdon Gorge, France.



10. Arizona, USA.


10. Arizona, USA.


BERITA PANAS - Dengan Kakak Senior

Dengan Kakak Senior

Dengan Kakak Senior


AGEN BOLA

Kisahku yang sebenarnya terjadi pada saat aku duduk di bangku SMA. Aku bergabung dalam sebuah grup yang bergerak di bidang bertualang di alam terbuka.
Mendaki gunung, menjelajah, berkemah adalah aktifitas grupku dan di grup itulah aku mengenal salah seorang seniorku.
Usianya waktu itu 35 tahun, sudah beristri dan punya anak dua. Namanya Kak Dani. Orangnya baik, pandai bergaul, pintar memainkan gitar dan keyboard dan Kak Dani sering menghibur kami semua ketika beristirahat di arena kegiatan.
Beliau sangat berwibawa dan menyayangi kami semua dan dari seringnya aku bergiat dengan dia, dalam hatiku sering muncul perasaan “lain” kepadanya. Sungguh, aku menyukai dia sebagai seorang lelaki ketimbang sebagai senior tetapi aku pendam dalam-dalam saja perasaan itu karena aku takut akan menghancurkan rumah tangganya dan aku juga malu pada kawan-kawanku.
Lama ku simpan perasaan itu dan semakin hari semakin besar menyesak dalam hatiku tapi tetap saja ku pendam.
Hingga pada suatu ketika grupku merencanakan kegiatan pengembaraan melewati daerah Pantai Selatan ( Sindangbarang ke Cidaun ) dan untuk kegiatan tersebut harus melakukan survey medan terlebih dahulu. Kak Dani akan melakukan survey medan dan menawarkan siapa yang mau ikut dalam survey ? Semua tidak ada yang siap karena mereka tau bahwa Kak Dani kalau sudah berjalan, dia sering berjalan cepat sehingga sering kami tertinggal.
Iseng-iseng aku mengacungkan tangan sambil berkata “Saya siap, Kak.” Kak Dani melihat padaku lalu bertanya “Kamu gak kan rewel nanti di jalan, Er ?”. “Siap, saya janji gak kan rewel” dan aku disoraki oleh teman-temanku. Kak Dani menyetujui keinginanku dan sungguh, aku merasa bahagia sekali karena itu berarti aku akan berjalan hanya berdua dengannya.
Pada hari yang sudah ditentukan, berangkatlah aku dengan Kak Dani. Dari Bandung perjalanan dimulai dengan menggunakan motor menuju Sindangbarang.
Selama di jalan Kak Dani bercerita tentang asal muasalnya menjadi petualang, tentang hobbynya bermain musik dan diapun meminta aku bercerita tentang keluargaku, hobbyku dan semua. Katanya supaya tidak ngantuk karena perjalanan ke Sindangbarang itu cukup jauh.
Rencananya, setibanya di Sindangbarang, motor akan dititipkan pada kawannya yang suka ke Bandung dan kami akan berjalan kaki ke Cidaun.
Tiga kilometer sebelum kota Kecamatan Sindangbarang hari sudah menunjukkan pukul 15.30, cuaca mendung menyambut kehadiran kami dan sesuai rencana motor Kak Dani akhirnya dititipkan. Temannya sempat menyuruh kami bermalam di rumahnya tetapi Kak Dani bilang tanggung, untuk mempersingkat waktu jadi kami tetap jalan saja. Teman Kak Dani akhirnya melepas kepergian kami dengan janji akan membawa motor Kak Dani kembali ke Bandung.
Kami kemudian mulai berjalan menuju titik pertama dalam rencana peta. Sepanjang jalan kami ngobrol ngalor ngidul sehingga tiba-tiba saja hujan turun dan kami berlarian mencari tempat berteduh. Kebetulan saat itu kami berada di jalan yang sepi banyak pepohonan dan akhirnya kami menemukan sebuah dangau yang agak menjorok ke dalam menjauhi jalan. Kesanalah kami tuju untuk berteduh.
Baju kami agak basah dan aku menggigil kedinginan sehingga Kak Dani lalu berinisiatif memelukku dan aku diam saja saat tangannya merengkuh tubuhku dan merapakan tubuhku ke tubuhnya.
Walaupun pakaian kami agak basah tetapi saat tubuh-tubuh kami serapat ini, kehangatan itu muncul dan terasa olehku. Aku sandarkan kepalaku pada dada bidang Kak Dani dan aku resapi pelukan kokoh tangannya dan aku rasakan degup jantung Kak Dani yang sedikit lebih keras …… sungguh aku merasa bahagia sekali bisa berada di pelukan orang yang selama ini aku kagumi dan ketika aku sedikit menggigil, Kak Dani menggamit daguku sehingga aku dapat dekat dengan wajahnya. Nafasnya terasa hangat menerpa wajahku dan ketika gigiku gemeletuk karena merasa dingin, tiba-tiba saja Kak Dani menempelkan bibirnya ke bibirku. Ooooh …. Dia menciumku. Mula mula hanya nempel lalu perlahan-lahan lidahnya berusaha masuk ke mulutku. Aku pasrah, kubuka sedikit mulutku sehingga lidahnya akhirnya menggeluti lidahku. Aku pasrah, aku bahagia dan aku rela dicumbu oleh lelaki ini. Ciumannya membuat tubuhku mulai menghangat. Tangannya yang tadinya ada di bahuku sekarang mulai bergerak lembut ke dadaku dan kemudian Kak Dani mulai meremas dengan lembut dan aku menggelinjang karena geli. Ciumannya sekarang menjalar ke telingaku, leher, tengkukku sehingga aku terus menggelinjang …. “ Kaaaakkkk …. Ooohhhh ….” Hanya itu yang keluar dari mulutku karena aku merasa geli tidak ketulungan. Getaran tubuhku semakin meningkat dan kurasakan sesuatu getaran aneh, hanya getaran ini lebih dahsyat dari yang pertama, ternyata payudaraku diremas olehnya. Aku merasa melayang, sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, dipilin-pilinnya putingku, tak sadar desahku semakin mengeras karena kenikmatan yang melandaku. Tangannya bermain lincah di kedua dadaku sehingga tubuhku lemas tetapi terkejang-kejang nikmat. Aku sudah tidak tau lagi ini tempat apa, cuaca bagaimana, otak dan seluruh ragaku sepenuhnya meresapi kenikmatan cumbuan lelaki ini.
Tiba-tiba Kak Dani menghentikan cumbuannya, dia kemudian menatapku lalu berkata “Er, kamu baru ngalami ini ?”
Aku tertunduk malu, tak sanggup ku tatap matanya yang lembut menatapku dan akhirnya malu malu kuanggukkan kepalaku.
“Maafkan Kakak sudah nakal yaa …” sambil dia kecup pipiku lalu merapihkan bajuku yang ternyata kancingnya sudah terlepas dari lubangnya. Setelah bajuku tertutup lagi, aku segera duduk bersandar di tiang dangau sementara Kak Dani segera membuat perapian kecil dengan menggunakan paraffin, mengeluarkan nesting dan menuangkan air untuk dipanaskan. Terampil sekali dia melakukannya dan sesekali dia menatapku sambil tersenyum …. duh, senyumnya, aku membatin.
Setelah air mendidih, Kak Dani membuatkan 2 cangkir teh lalu dia berikan segelas kepadaku. Dia lalu mematikan api dan mengembalikan alat-alat ke ranselnya lalu dia duduk di sebelahku, menghisap rokok dan menikmati air teh yang hangat.
“Er, kamu gak nyesel dengan apa yang terjadi tadi ?” tanyanya memecah keheningan. Aku kaget tetapi kemudian ku jawab “Tidak Kak, Er tidak apa-apa”.
“Kakak gak tau kenapa jadi senakal itu yaa ?” katanya lagi sambil memandang jenaka padaku. “Aaaahh .. kakak ….” kataku sambil memukul bahunya tapi hatiku sennaaaanng sekali.
Tanganku dipegangnya lalu dia genggang dan dia kecup dengan lembut. Aku tergetar, jantungku kembali berdebar ….. tapi kemudian Kak Dani bilang “Sebentar lagi hujan reda … yuk, kita siap-siap. Mau ganti baju dulu dengan yang kering ?” tanyanya. Aku menggeleng karena bajuku tidak terlalu basah karena bahannya agak sedikit tebal.
Setelah hujan benar-benar reda, kami lanjutkan perjalanan dan akhirnya pukul 18.30 kami tiba di Kota Kecamatan Sindangbarang.
Kami cari tempat untuk makan dan setelah kami temukan, makanlah kami di sana. Usai makan, sambil merokok, Kak Dani bertanya padaku apakah aku siap untuk jalan malam sampai jam 21 atau bagaimana ?
“Jujur ya Kak, Er pegel seharian duduk di motor … jadi kalau boleh, Er ingin malam ini istirahat di sini saja, besok kita lanjutkan. Kakak juga tentunya cape kan nyetir motor dari pagi ?” jawabku.
“Ya sudah, kita cari penginapan. Disini ada beberapa yg harganya tidak mahal”, jawabnya.
Setelah membayar ke pemilik warung nasi, kami jalan lagi mencari penginapan dan akhirnya ketemu. Tidak mewah memang tetapi bersih dan asri sehingga aku setuju ketika Kak Dani .memilih penginapan ini.
Kami membayar sewa kamar untuk semalam dan setelah mengisi buku administrasi, kami diantar pegawai penginapam menuju kamar.
Di kamar itu ranjangnya ada 2, kamar mandi di dalam tapi tidak ada tv dan pegawai penginapan hanya mengantarkan sebuah teko plastik dan 2 gelas kosong. Tidak masalah, toh kami membawa perlengkapan untuk mandi dan masak ringan.
Kakak lalu mempersilahkan aku untuk mandi dengan pesan jangan lama-lama karena hari sudah malam dan akupun segera membawa pakaian ganti dan alat kebersihan lalu mandi.
Ketika keluar kamar mandi, aku melihat Kak Dani tengah tertidur di ranjang hanya memakai celana panjang bertelanjang dada. Aku sempat menatap wajahnya yang begitu tenang meski terlihat kelelahan. Perlahan ku bangunkan dia “Kak … kak …” sambil ku goyang-goyangkan lengannya. Dia terbangun, menatapku sebentar lalu dia meminta handuk dan tas kecil alat kebersihan lalu pergi ke kamar mandi. Tak lama kemudian kudengar guyuran air. Aku sendiri segera memasak air dengan menggunakan paraffin. Tiba-tiba terdengar suaranya memanggilku “Er … maaf, ambilkan kaos oblong sama sarung Kakak di ransel”
Aku segera membuka ranselnya, kuambil apa yang dia minta. Ku ketuk pintu kamar mandi dan ketika terbuka sedikit, tangannya menerima kaos dan sarung lalu pintu tertutup lagi.
Tak lama kemudian Kak Dani keluar dari kamar mandi lalu menggantungkan handuk basah di kapstok dan menyerahkan tas kebersihan padaku.
Saat dia tengah duduk di beranda, aku hampiri dia sambil menyerahkan minuman kopi instant kesukaannya.
“Makasih Er, duduklah ….” dia mempersilahkan aku duduk di kursi kosong di sebelahnya.
Aku duduk kemudian kami ngobrol tentang rencana jalan besok dilanjutkan dengan obrolan ringan. Kadang aku tertawa, cemberut mendengar guyonannya.
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 21 sehingga Kak Dani mengajakku masuk kamar.
Aku berbaring di ranjangku dan Kak Dani kulihat sedang menulis buku catatan.
“Er … kamu pegal ndak badannya ?” tanyanya sambil menutup buku catatannya.
“Iya Kak … “ jawabku singkat.
“Mau sama Kakak dipijetin ?” dia bertanya lagi.
“Mau Kak tapi … Kakak juga cape kan ?” jawabku sambil balik bertanya.
“Ya gantian dong” jawabnya sambil berjalan ke arahku.
Mula-mula tangannya memijati bahuku yang pegal terbebani ransel seharian, lalu tengkukku. Pijatannya terasa nyaman lalu “Er, ada body lotion ? Kalau pake bodylotion lebih enak, jadi tidak kesat kulitnya” katanya. Aku bilang saja ada di tas dan kemudian dia mengambilnya.
“Er … kaosnya Kakak angkat yaa ?” tanyanya. Deg … aku kaget tapi benar juga, bagaimana lotion mau dibalurkan kalau aku masih pakai kaos ?
“Tapi Kakak janji gak kan nakal …” jawabku sambil melihat ke tembok karena aku malu melihat wajahnya.
“Ya, kakak tidak akan nakal …. asal ……” dia potong kata-katanya.
“Asal apa … hayo … ??” jawabku sambil membalikkan tubuhku sehingga setengah terlentang dan kupegang tangannya dengan kedua tanganku.
“Asal Er tidak menggoda Kakak dengan wajah cantikmu …..” jawab kakak sambil merebahkan tubuhku.
Aku tertawa ( senang dan bahagia ) dengan jawabannya lalu ketika Kak Dani menyuruhku untuk berbaring telungkup.
Kembali Kak Dani memijat bahuku tapi kemudian dia bertanya
“Er, bagaimana lotion ini bisa Kakak gunakan kalau kamu masih pakai baju ? Kakak buka yaa bajunya ….” Sambil dia membuka bajuku dan aku yang masih merasakan keindahan tadi di dangau diam saja, bahkan ku angkat tanganku agar bajuku mudah terlepas.
Saat bajuku terlepas, aku segera tengkurap karena aku mrasa jengah berpakaian setengah terbuka di hadapan lelaki ini.
Saat aku tengkurap lagi, Kak Dani mulai membalurkan lotion di bahu dan punggunggku dan saat dia mulai memijat aku terpejam merasakan kenikmatan dan … terasa pengait bhku dilepaskan olehnya …
“Kakkk …. janji gak kan nakal ….” ucapku tanpa melihat wajahnya.
“Iya … ndak, Kakak gak akan nakal” jawabnya.
Pijatannya merambat turun dari bahu ke punggungku dan aku merasakan enaknya pijatannya. Saat tangannya memijat punggungku,sesekali jemarinya menyentuh tepian buah dadaku dan aku merasa seperti tersengat tetapi aku diam saja karena memang enak. Agak lama tangan kakak menyenggol-nyenggol bagian ini kemudian baru bergerak ke bawah.
“Er, mau dipijat semuanya atau cukup sampai sini ?” tanyanya.
“Erni takut Kak …. “ jawabku menggantung dan Kak Dani melihat keraguanku sehingga akhirnya pijatannya mulai menurun mengarah ke bongkahan pantatku. Otomatis celana piyama dan cdku turun terdorong dan aku tidak tahu harus bagaimana, antara malu, suka, takut, bercampur aduk dalam hatiku tetapi karena aku percaya lelaki ini baik, akhirnya aku diam saja. Kutahan erangan kenikmatanku saat tangannya memijiti/meremas pantatku lalu turun ke pahaku sambil terus menurunkan pakaian bagian bawahku hingga ketika pijatannya sampai ke betisku, aku tersentak kaget karena tubuhku sudah telanjang.
“Kakaaakkkk …. ?!!“ aku segera mengambil bantal menutupi dada dan kemaluanku dan segera aku bergerak ke sudut ranjang. Aku panik, malu dan bingung karena meski bagaimana, aku belum pernah bertelanjang di depan lelaki manapun. Aku sampai ingin menangis karena malu yang luar biasa.
“Er, kenapa ? Kakak tidak mencelakakan kamu kan ?’ dia bertanya sambil mendekatiku. Aku semakin merungkut ke sudut ranjang tapi karena aku sudah terpojok akhirnya Kak Dani dapat menyentuhku dan menarik tubuhku untuk masuk dalam pelukannya. Agak memaksa memang karena aku masih merasa takut tapi karena sentuhannya begitu lembut, akhirnya aku masuk juga dalam pelukannya.
Kak Dani lalu memelukku, melindungi tubuhku sambil membelai kepala dan rambutku.
“Er, jangan takut …. Kakak tidak akan berbuat yang tidak kamu suka. Kakak tau bahwa kamu anak yang baik dan kewajiban Kakak menjagamu agar tetap baik. Dah … jangan takut lagi yaa ?” tanyanya sambil mengecup rambutku.
Aku diam karena masih bingung lalu akhirnya Kak Dani membaringkan tubuhku. Aku masih memeluk bantal untuk menutupi ketelanjanganku. Kak Dani kemudian berbaring di sebelahku dan memeluk tubuhku hingga posisiku menjadi miring terhalangi oleh bantal.
Dengan lembut dia belai kepalaku dan dengan kondisi kamar yang hening membuatku berangsur merasa tenang serta nyaman.
Belaiannya sekarang bergerak ke belakang telingaku, jari-jarinya bermain di belakang telingaku sehingga aku merinding, terus dari telingaku jarinya bergerak ke tengkukku … aku menggelinjang dan mendesah kegelian. “Kkkaaakkkkk …..” akhirnya desahku keluar.
Jarinya masih terus bermain di situ sehingga aku mulai merasa ada yang aneh dalam tubuhku, aku merintih perlahan merasakan tarian jarinya. Mataku sesekali melihat wajahnya tetapi lebih banyak ku pejamkan mataku karena merasakan kenikmatan jemarinya.
Lalu kurasakan hembusan nafas di wajahku, aku melirik, ternyata wajah Kak Dani sudah begitu dekat dengan wajahku, matanya begitu tajam menatapku dan akhirnya ku pejamkan mataku saat bibirnya menyentuh bibirku. Tak terasa aku memejamkan mata dan menikmati kecupan dan kulumannya di bibirku. Kenikmatan yang tadi terjadi di dangau kembali terulang dan suasana disini lebih nyaman daripada di dangau. Kubuka sedikit mulutku hingga akhirnya lidahnya bergerak lembut menggeluti lidahku. Getaran-demi getaran kurasakan dan tubuhku terasa melayang, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang. Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yang kutahu aku mengikuti saja karena pengalaman ini belum pernah aku rasakan seumur hidup, antara takut dan nikmat. Perlahan tapi pasti tangannya menyentuh payudaraku. Mulanya hanya rabaan lembut lalu akhirnya jadi remasan yang membut aku merasa melayang hebat, dimana kedua tangan Kak Dani meraih payudaraku dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di putingku remasan berubah menjadi pilinan dengan jari, aku sempat membuka mata, tetapi hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan. Sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, tak sadar ku keluarkan desahan pelan.
Perlahan sekali, sangat perlahan bantal yang menghalangi tubuhku dengan tubuhnya ditariknya perlahan dan aku sudah tidak peduli lagi karena aku sedang merasakan kenikmatan yang baru ku alami. Ciumannya lalu mulai bergerak perlahan ke leherku dan disana lidahnya menari dengan tarian yang mampu membuatku terkejang-kejang nikmat sehingga dari mulutku keluar sudah desah dan rintihan tiada henti dan kenikmatan itu semakin bertambah dengan remasan lembut tangannya di payudaraku. Aku sudah tidak bisa menolak lagi, kubiarkan saja semua berjalan apa adanya. Aku hanya mampu terpejam, merintih, menggelinjang dalam kenikmatan sehingga akhirnya akupun balas memeluk tubuhnya.
Sekarang ….. oooohhhhh …. Lidah mulai turun ke buah dadaku dan tangannya masih bermain lembut di dada yang satu. Aku terbeliak dan meremas rambutnya ketika lidahnya mencucupi putingku …. “Addduuuhhhh …. Kakkkaaaakkkkk ….. oooohhhhh ….” racauku. Setelah menelentangkan tubuhku, giliran dadaku yang sebelah kiri diperlakukan yang sama ….. aaaaahhhhhhh …. aku sudah terbakar, terbakar oleh kenikmatan yang disodorkan oleh seniorku.
Lidahnya terus bergerak ke bawah, menuju pusarku dan kembali aku terkejang-kejang. Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan menikmati setiap jilatannya. Takut bercampur geli, nikmat yang tak terkira berkecamuk di dalam dadaku.
Namun kesadaranku sempat muncul ketika jilatannya sudah mendekati selangkanganku. Kurapatkan kedua pahaku karena takut tetapi ketika matanya menatapku, akhirnya aku diam saja. Ku jambak rambutnya dan lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar. Posisi ini memudahkannya untuk mencumbu kemaluanku yang berbulu meski tidak terlalu lebat. Mula-mula jilatannya hanya di bagian atas tetapi ketika tiba di belahan bawah, tubuhku sontak terbangun merasakan sesuatu yang sulit aku ungkapkan. Aku semakin mendesah dan tanganku menjambak rambutnya, menarik-narik kaosnya, meremas sprei dan apa saja yang bisa ku gapai. Aku terlonjak, menahan rasa yang tak bisa ku bendung dan akhirnya aku merasakan sesuatu yang tidak bisa kuungkapkan …….. “Kakkkkkaaaaakkkkkk ……… oooooouuuuuhhhhhh “ aku mengejan untuk menahan itu tapi akhirnya aku merasakan sesuatu itu keluar dari dalam kemaluanku, kemaluanku basah… bahkan banjir…
Tubuhku langsung terhempas dan aku tak perduli pahaku terbuka mempertontonkan kemaluanku. Lemas, nikmat dan aahhh … aku tak bisa mengungkapkannya.
Kemudian Kak Dani membaringkan tubuhnya di sebelahku dan baru ku sadari ternyata dia sudah bertelanjang dada dan saat ku lirik sekilas ke bawah, dia hanya menggunakan celana dalam saja … entah kapan dia membukanya. Kulihat Kak Dani menatapku dengan lembut, tersenyum dan membelai rambutku.
“Sakit Er ….?” tanyanya sambil menatapku.
“ Tidak Kak tapi ….. aaahhhh, Kakak ….. Er maluuuu …..” lalu ku peluk tubuhnya, kususupkan kepalaku ke lehernya. Kurapatkan dadaku ke dada bidangnya dan ku belit kakinya dengan sebelah kakiku. Pahaku merapat ke pahanya dan aku sempat menyentuh sesuatu yang tegang tapi aku tak begitu perhatikan.
“Er, yang barusan kamu rasakan itu adalah apa yang dicari oleh pasangan-pasangan yang memadu asmara” katanya saat aku rebahkan kepalaku di dadanya dan tangannya membelai punggung telanjangku.
“Er merasa aneh Kak …. koq begitu sih rasanya” kataku.
“Bukan sesuatu yang aneh. Itu terjadi karena kamu sudah terangsang oleh cumbuan Kakak sehingga akhirnya kamu sampai pada puncaknya yang disebut orgasme” jelasnya.
“Or ….apa Kak” tanyaku karena bahasa asing ini.
“Orgasme, Sayang” katanya sambil mengecup bibirku.
“Er takut Kak ….” kataku
“Takut kenapa ?”
“Takut …. Eeeeuuuu …. Hamil” jawabku ragu.
Kak Adi terkekeh lalu dia kembali kecup bibirku lalu berkata “ Er …. Er …. mana mungkin kamu hamil kalau tidak adanya kontak kelamin diantara kita tadi ? Kan Kakak hanya memainkan lidah Kakak di kemaluanmu lalu kamu … gituu deh” kembali dia terkekeh dan aku mencubit dadanya karena malu dan lega.
“Eh … aduh, sakit Er …” tubuhnya terlonjak karena cubitanku.
“Kakak dah ingkar janji …. Kakak ternyata nakal” kataku sambil menyandarkan daguku ke dadanya sehingga aku bias menatap wajahnya.
“Tapi kamu suka kan ?” jawabnya sambil mencium bibirku. Ku sambut ciumannya dengan rasa bahagia dan ku balas lumatannya tanpa rasa malu lagi.
Setelah ciuman terlepas, Kakak lalu menjelaskan tentang berbagai hal soal sex dan bersetubuh sehingga akhirnya aku mengerti. Kami ngobrol di ranjang sambil berbaring lalu akhirnya Kak Dani kembali menggeluti tubuhku dan yang kali ini ku balas gulatannya dengan penuh gelora.
Tapi aku sempat kaget juga ketika Kak Dani membimbing tanganku untuk memegang batang kemaluannya … aku sempat menggeleng tapi karena bujukannya akhirnya aku pegang juga batang kemaluannya.
Kak Dani ajari aku bagaimana memperlakukan batang kemaluan lelaki bila kondisinya sudah begini dan memang aku merasa aneh dan geli dengan bagian tubuh lelaki yang baru kulihat sedekat ini. Keras tapi tidak seperti kayu, lembek tapi tidak membengkok karena keras.
Mulanya tangaku digenggam, diajarkan cara menggerakan tanganku naik turun naik turun dan lama-ama aku jadi lancar juga melakukannya. Ku lihat ekspresinya begitu kenikmatan dan aku berusaha memainkan batang kemaluannya lebih cepat.
“Tenang Er, jangan keras-keras. Perlahan saja ….” bisiknya sambil membelai punggung telanjangku.
Ada desiran lagi saat tangannya membelai-belai punggungku dan meremas bongkahan pantatku. Lalu Kak Dani kembali menciumku, meremas dadaku dan aku menyambut itu dengan penuh gairah Karena aku sudah merasakan kenikmatan yang tadi kuraih saat digelutinya.
Kali ini Kak Dani suka terkejang-kejang sambil sesekali menyebut namaku perlahan di sela-sela cumbuannya dan kemudian tubuhku kembali ditelentangkan. Sekarang dengan posisi seperti ini, Kak Dani mencumbuku lebih panas dari yang pertama dan aku membalasnya karena aku ingin merasakan kenikmatan yang tadi lagi.
Saat aku sudah sangat terbuai lalu Kak Dani membuka pahaku dan menahannya dengan kedua lututnya. Aku tersadar ……
“Kak …. Jangan …. Jangan Kak ……” aku mendorong tubuhnya dan sebelah tanganku menutup kemaluanku.
“Er … ndak apa-apa, Kak cuma ingin melakukan petting saja …. Gak apa-apa … Kakak tidak akan mencelakaimu ….. ayolah” jawabnya dengan nafas memburu dan menarik tanganku untuk tidak menutupi kemaluanku.
Dengan ragu aku akhirnya melepaskan tanganku dan kemudian Kak Dani menempelkan kepala kemaluannya di belahan lubang kemaluanku.
Kurasakan kepala kemaluannya bergerak menggesek bibir kemaluanku, menyentuh daging kecil di atasnya terus kembali lagi ke bawah dan berulang-ulang hingga akhirnya aku kembali kegelian.
Ku peluk tubuhnya, ku ciumi bibirnya sambil kumasukan lidahku sementara gerakan kemaluannya terus menerus menggesek belahan lubang kemaluanku sehingga aku juga merasakan sensasi yang sama seperti waktu lidahnya membelai-belai belahan kemaluanku. Sadar atau tidak, pinggulkupun kemudian bergerak perlahan mengimbangi gerakan kemaluannya dan akhirnya aku kembali mengejang … seperti ada yang meledak di selangkanganku, rasa nikmat tadi kembali terulang. Ku rengkuh tubuhnya sambil ku gigit bahunya dan tak lama kemudian Kak Danipun meregang. Dia kocok batang kemaluannya dan ….. kusaksikan ada cairan putih kental keluar dari lubang kencingnya, berjatuhan di perutku. Aku yang masih merasakan nikmat tidak bisa berbuat apa-apa ketika melihat tubuh Kak Dani meregang sambil mengocok batang kemaluannya dan kemudian menyemburlah cairan itu.
Setelah Kak Dani terbaring dengan nafas memburu, aku raba cairan itu … kental tapi tak sekental putih telur lalu kulihat batang kemaluannya mulai mengendur ketegangannya.
Kemudian, Kak Dani memelukku dan berkata “Makasih Er, maafkan Kakak mengotori tubuhmu”.
“Gak apa Kak …. Er senang melihat Kakak seperti tadi” jawabku sambil mengecup bibirnya.
Kami sempat istirahat sejenak lalu kemudian kami berdua ke kamar mandi membersihkan tubuh telanjang kami.
Malam itu, kami melakukan sekali lagi ( baru ku tahu bahwa itu namanya petting ) dan kali kedua kami lakukan itu, aku sudah tidak ragu dan takut lagi karena aku percaya bahwa Kak Dani memang sayang padaku …..

AGEN SBOBET

BERITA UNIK - Kotak Surat Bengkok Yang Diterjang Oleh Angin Topan

 Kotak Surat Bengkok Yang Diterjang Oleh Angin Topan


Kotak Surat Bengkok Yang Diterjang Oleh Angin Topan

Baru-baru ini, warga Taiwan digemparkan dengan terjangan angin topan Soudelor berkekuatan besar. Tak melulu khawatir dengan serangan itu, warga di Taipei malah senang karena salah satu dampak angin topan itu. Kok bisa? 

Rupanya, hal ini bermula dari kotak surat di Taipei yang menjadi korban terjangan angin topan. Saking kencangnya, 2 kotak surat tersebut langsung menjadi bengkok. 

Uniknya, kotak surat yang menjadi miring itu langsung menjadi beken di kalangan warga Taipei. Diberi nama panggilan "Little Red" dan "Little Green", kotak surat itu malah menjadi obyek foto warga di sekitar sana. 

Kotak Surat Bengkok Yang Diterjang Oleh Angin Topan

Kotak Surat Bengkok Yang Diterjang Oleh Angin Topan

Seperti dilansir dari Asiantown, para warga kemudian berpose aneh-aneh di sebelah kotak surat ini. Dalam salah satu fotonya, tampak ada pria dan wanita yang ikutan berdiri miring di sebelah "Little Red" dan "Little Green".

Ada pula seorang pegawai yang berpose seakan-akan menahan "Little Red" dan "Little Green" agar tidak jatuh. Sambil berekpresi kocak, pegawai tersebut juga berfoto seakan sedang mengangkat kotak surat "Little Green".

Kotak Surat Bengkok Yang Diterjang Oleh Angin Topan

BERITA UNIK - Tren Unik Di Jepang

Tren Unik Di Jepang

AGEN BOLA

Bagelheads atau Kepala bagel adalah jenis modifikasi tubuh aneh dan unik juga ekstrim dirintis di Kanada dan dipraktekkan di scene underground Jepang. Ini adalah sementara (6 hingga 24 jam) distorsi pembengkakan dahi diciptakan oleh tetesan saline dan sering berbentuk menyerupai bagel atau donat. Pada 2012, setelah tampil pada Geographic TV Nasional khusus, praktek ini menjadi subyek sensasionalisme sebagai outlet berita di seluruh dunia dan disalah artikan yang menyatakannya sebagai “Jepang tren”.

Bagi kita tentunya terkesan aneh dang sangat menyeramkan, mungkin bagi  orang disana itu hal yang biasa sehingga menjadi tren yang menjadi gaya hidup. Namun, bagi anda yang tertarik bisa saja untuk mencobanya dan tentunya belum terdapat di Indonesia, anda harus pergi ke negeri matahari terbit untuk melakukan hal itu dan juga dengan mempersiapkan biaya yang dibutuhkan sesuai yang ditarip disana tapi anda haruslah mencari info terlebih dahulu secara medetail dan juga harus diperhatikan yaitu apakah ada efek negatif dari begelhead ini. Tentunya faktor itu adalah hal yang memang harus menjadi pertimbangan pentingkan.

Tren Unik Di Jepang

Tren Unik Di Jepang

Tren Unik Di Jepang

Tren Unik Di Jepang

Tren Unik Di Jepang

AGEN SBOBET